Acara permerikasaan mata ini yang ‘dikomandoi’ oleh ketua Korda Surabaya-Bpk. Bambang Subekti Zulkarnaen dengan disupport tenaga tim Ahli dari Klinik mata Surabaya (yang dipimpin oleh Prof. Rowena -pendiri Klinik mata Surabaya dan dr. Rozalina) berlangsung mulai dari pukul 12.00 WIB diawali dengan pemeriksaan mata dan dilanjutkan dengan pemberian kacamata sesuai dengan keperluan dan saran dokter. Acara ini berakhir sampai pukul 17.00 WIB dan telah memeriksa 60 anak bangsa dan menyisakan 40 anak yang belom diperiksa.
Kamis, 26 Agustus 2010
Kacamata Gratis bagi Anak Bangsa
Acara permerikasaan mata ini yang ‘dikomandoi’ oleh ketua Korda Surabaya-Bpk. Bambang Subekti Zulkarnaen dengan disupport tenaga tim Ahli dari Klinik mata Surabaya (yang dipimpin oleh Prof. Rowena -pendiri Klinik mata Surabaya dan dr. Rozalina) berlangsung mulai dari pukul 12.00 WIB diawali dengan pemeriksaan mata dan dilanjutkan dengan pemberian kacamata sesuai dengan keperluan dan saran dokter. Acara ini berakhir sampai pukul 17.00 WIB dan telah memeriksa 60 anak bangsa dan menyisakan 40 anak yang belom diperiksa.
Minggu, 22 Agustus 2010
BUKA BERSAMA ANAK JALANAN
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, tidak terkecuali anak-anak yang hidup di jalanan. Stigma masyarakat terhadap anak-anak jalanan, sebagai berandalan, kumuh, kotor, tidak berpendidikan serta tidak memiliki etika, telah melekat pada diri mereka.
Tapi tidak untuk anak-anak jalanan binaan sanggar alang-alang Surabaya. Sanggar alang-alang Surabaya adalah tempat pembinaan anak-anak dhuafa, yang terpaksa harus menghabiskan waktunya, untuk bekerja membantu orang tuanya di jalanan.
Mengingat bahwa anak-anak jalanan juga bagian dari masyarakat, serta guna mengisi kebahagiaan bulan ramdhan 1431 H, Lembaga Kemanusiaan ESQ Jatim, mengadakan buka bersama, Minggu (22/08/10, di Sanggar Alang-alang yang lokasinya di sekitar terminal Joyoboyo Surabaya.
Buka bersama ini juga dihadiri oleh ketua Korwil, Najib Abdurrouf Bahasuan, Korda Surabaya, Alumni ESQ, dan Fosma Surabaya. Acara ini juga diisi oleh tausiyah, serta penampilan kesenian dan mengaji dari anak- anak binaan Sanggar Alang-alang
Selain itu, pendiri Sanggar alang-alang, yang akrab disapa “om Didit” ini menyampaikan bahwa sebutan untuk anak jalanan bagi anak-anak Sanggar alang-alang, seakan-akan membuat jarak dan membuat stereotype yang buruk bagi mereka. Sehingga kameraman senior TVRI ini, mengubah sebutan “anak jalanan” menjadi “anak negeri”. Dengan maksud bahwa nama adalah doa, serta harapan sebagai generasi penerus bangsa.